RPP Ekonomi SMA Berkarakter Kelas X Smt 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah                                 : SMA Islam Al-Kamal Sarang
Mata Pelajaran                       : Ekonomi
Kelas / Semester                    : X (sepuluh) / 1
Alokasi Waktu                        : 3 x 45 menit

A.        Standar Kompetensi:
   1. Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya  dengan  kebutuhan manusia, kelangkaan dan sistem ekonomi.

B.      Kompetensi Dasar            :
1.1 Mengidentifikasi kebutuhan manusia.

C.         Indikator :
1.         Mendeskripsikan pengertian kebutuhan secara rinci.
2.         Mendeskripsikan jenis-jenis kebutuhan.
3.         Mengidentifikasi hal-hal yang mempengaruhi kebutuhan.
4.         Mengidentifikasi pengertian benda pemuas kebutuhan.
5.         Mendeskripsikan macam-macam benda pemuas kebutuhan.
6.         Mendeskripsikan kegunaan benda pemuas kebutuhan.

RPP Matematika Berkarakter SMA Kelas X Smt 1


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

1.     IDENTITAS MATA PELAJARAN
a.
Nomor RPP                                     :
01
b.
Mata Pelajaran                               :
Matematika
c.
Kelas/Semester                              :
X/1
d.
Jumlah pertemuan                         :
7 Pertemuan
e.
Pertemuan ke                                 :
1 s.d. 7
f.
Alokasi Waktu                                 :
12 Jam Pelajaran

2.     STANDAR KOMPETENSI
1.     Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma

3.     KOMPETENSI DASAR
1.1.  Menggunakan aturan pangkat, akar, dan logaritma

4.     INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
      Menjelaskan definisi bilangan berpangkat bulat positif
      Mengubah bentuk pangkat negatif ke pangkat positif dan sebaliknya
      Mengubah bentuk akar ke bentuk pangkat dan sebaliknya
      Melakukan operasi aljabar pada bentuk pangkat, dan akar
      Menyederhanakan bentuk aljabar yang memuat pangkat rasional
      Merasionalkan bentuk akar
      Mengubah bentuk pangkat ke bentuk logaritma dan sebaliknya
      Melakukan operasi aljabar dalam bentuk logaritma

MOTIVASI BELAJAR DAN TEORI PERILAKU

Seri : Motivasi Belajar

Konsep motivasi belajar berkaitan erat dengan prinsip bahwa perilaku yang memperoleh penguatan (reinforcement) di masa lalu lebih memiliki kemungkinan diulang  dibandingkan dengan perilaku yang tidak memperoleh penguatan atau perilaku yang terkena hukuman (punishment). Dalam kenyataannya, daripada membahas konsep motivasi belajar, penganut teori perilaku lebih memfokuskan pada seberapa jauh siswa telah belajar untuk mengerjakan pekerjaan sekolah dalam rangka mendapatkan hasil yang diinginkan (Bandura, 1986 dan Wielkeiwicks, 1995).

Mengapa sejumlah siswa tetap bertahan dalam menghadapi kegagalan sedang yang lain menyerah? Mengapa ada sejumlah siswa yang bekerja untuk menyenangkan guru, yang lain berupaya mendapatkan nilai yang baik, dan sementara itu ada yang tidak berminat terhadap bahan pelajaran yang seharusnya mereka pelajari? Mengapa ada sejumlah siswa mencapai hasil belajar jauh lebih baik dari yang diperkirakan berdasarkan kemampuan mereka dan sementara itu ada sejumlah siswa mencapai hasil belajar jauh lebih jelek jika dilihat potensi kemampuan mereka? Mengkaji penguatan yang telah diterima dan kapan penguatan itu diperoleh dapat memberikan jawaban atas pertanyaan di atas, namun pada umumnya akan lebih mudah meninjaunya dari sudut motivasi untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

Browse > Home > Metode Pembelajaran > Metode Pembelajaran > Macam Macamnya dan Pendekatan Metode Pembelajaran > Macam Macamnya dan Pendekatan

Metode Pembelajaran 
 
a. Metode Pembelajaran - Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang paling umum atau paling banyak digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Metode ceramah merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran. Wina Sanjaya mendefinisikan “ metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan lisan atau penjelasan langsung  kepada sekelompok siswa.” (Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h. 147.)
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar.” (Yatim Riyanto, Pengembangan Kurikulum, h. 27.)   Berdasarkan pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa metode ceramah merupakan metode yang sudah sejak lama digunakan dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada kegiatan pembelajaran yang bersifat konvesional atau pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered).

MOTIVASI BELAJAR DAN TEORI PERILAKU (Bandura)

Seri : Motivasi Belajar

Konsep motivasi belajar berkaitan erat dengan prinsip bahwa perilaku yang memperoleh penguatan (reinforcement) di masa lalu lebih memiliki kemungkinan diulang  dibandingkan dengan perilaku yang tidak memperoleh penguatan atau perilaku yang terkena hukuman (punishment). Dalam kenyataannya, daripada membahas konsep motivasi belajar, penganut teori perilaku lebih memfokuskan pada seberapa jauh siswa telah belajar untuk mengerjakan pekerjaan sekolah dalam rangka mendapatkan hasil yang diinginkan (Bandura, 1986 dan Wielkeiwicks, 1995).

Mengapa sejumlah siswa tetap bertahan dalam menghadapi kegagalan sedang yang lain menyerah? Mengapa ada sejumlah siswa yang bekerja untuk menyenangkan guru, yang lain berupaya mendapatkan nilai yang baik, dan sementara itu ada yang tidak berminat terhadap bahan pelajaran yang seharusnya mereka pelajari? Mengapa ada sejumlah siswa mencapai hasil belajar jauh lebih baik dari yang diperkirakan berdasarkan kemampuan mereka dan sementara itu ada sejumlah siswa mencapai hasil belajar jauh lebih jelek jika dilihat potensi kemampuan mereka? Mengkaji penguatan yang telah diterima dan kapan penguatan itu diperoleh dapat memberikan jawaban atas pertanyaan di atas, namun pada umumnya akan lebih mudah meninjaunya dari sudut motivasi untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

KECERDASAN SPIRITUAL

A. Pengertian Kecerdasan Spiritual
Istilah spiritual berasal dari bahasa latin yang berarti sesuatu yang memberikan kehidupan atau vitalitas pada sebuah sistem. Spiritualitas juga dipandang sebagai peningkatan kualitas hidup, baik dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan berorganisasi.
Menurut Zohar dan Marshall, penerjemah Helmy Mustofa (2005:25): (1) Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang kita gunakan untuk membuat kebaikan, kebenaran,keindahan, dan kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari, keluarga, organisasi, dan institusi. (2) Kecerdasan spiritual adalah cara kita menggunakan makna, nilai, tujuan, dan motivasi itu dalam proses berpikir dan pengambilan keputusan.
Zohar dan Marshall yang dikutip oleh Abdul Wahib Hasan (2006:63) menyatakan dengan kalimat: “By SQ, I mean the intelligence with which we address and solve problems of meaning and value, the intelligence with which we can place our actions and our lives in a wider, richer, meaning and-giving context, the intelligence with we can assess that one course of action or one life-path is more meaningful than other.”
Pendapat ini sejalan dengan Abdul wahid Hasan (2006:27) yang mengemukakan bahwa: “Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang digunakan untuk menyelesaikan permasahan hidup yang dihadapi, manusia dituntut untuk kreatif mengubah penderitaan menjadi semangat (motivasi) hidup yang tinggi sehingga penderitaan berubah menjadi kebahagiaan hidup. Manusia harus mampu menemukan makna kehidupannya”.

Tuntutan Kompetensi TIK pada Keterampilan Abad 21

Oleh: Firman Oktora. S.Si., M.Pd.


Akibat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, industri kini berkembang memasuki gelombang ke-4 yaitu industri kreatif, dimana produknya adalah hasil yang mengandung kebaruan, yang dapat di wujudkan dalam bentuk berbagai benda, media, sistem dan perangkat-perangkat yang mempunyai unsur baru. Disini kreatifitas memegang peranan penting, maka dari itu proses pendidikan yang berorientasi pada pengembangan kreatifitas perlu dipersiapkan secara terprogram, sementara itu perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi utilitas dalam memberikan manfaat yang lebih luas dalam menopang era industri kreatif.

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU

A. Pengertian Keterampilan Mengajar Guru
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai keterampilan yaitu keterampilan mengajar dalam hal ini membelajarkan. Keterampilan mengajar atau membelajarkan merupakan kompetensi pedagogik yang cukup kompleks karena merupakan integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.
Persepsi (Perception) yang berarti pengelihatan, keyakinan dapat dilihat atau dimengerti. Persepsi terjadi karena adanya stimulus atau rangsangan dari lingkungan sekitar, sehingga individu dapat memberikan makna atau menafsirkan sesuatu hal. Slameto (2010:102) menjelaskan bahwa “Persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Melalui persepsi, manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya, hubungan ini dilakukan dengan indera yaitu, pendengaran, peraba dan penciuman”. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian makna yang dilakukan secara sadar berupa tanggapan atau pendapat individu terhadap suatu objek atau peristiwa yang diterima melalui alat indera.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan “kecakapan untuk menyelesaikan tugas”,  sedangkan mengajar adalah “melatih”. DeQueliy dan Gazali (Slameto, 2010:30) mendefinisikan mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Definisi yang modern di Negara-negara yang sudah maju bahwa “teaching is the guidance of learning”. Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Alvin W.Howard (Slameto, 2010:32) berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge.